Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Gempa tektonik merupakan gempa yang terjadi saat batuan di dalam kerak bumi terpecah karena tekanan geologis yang ditimbulkan oleh pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonics Theory) menjadi pijakan utama dalam menjelaskan proses kejadian gempa tektonik serta jalur-jalur pusat gempa. Pada prinsipnya, teori Tektonik Lempeng menjelaskan bahwa kulit bumi (litosfer) merupakan suatu lempeng padat yang seolah-olah mengapung pada bagian dalam yang bersifat cair (plastis) yang dinamakan astenosfer. Litosfer ini terbagi menjadi beberapa lempeng besar yang saling bergerak relatif satu sama lain. Litosfer terdiri atas dua macam lempeng, yaitu Lempeng Benua dan Lempeng Samudra. Ada enam lempeng besar di bumi ini, yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia, Pasifik, Afrika, Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Dietz dan Hess saat mengemukakan teori Tektonik Lempeng memperlihatkan bahwa gempa banyak terjadi di tepi/pinggiran lempeng yang tidak lain merupakan batas-batas lempeng bumi. Batas-batas lempeng bumi pada prinsipnya ada tiga, yaitu zona pemekaran lantai samudra, zona tumbukan dua lempeng (termasuk zona subduksi), dan zona transform (dua lempeng bergerak satu sama lain relatif secara horizontal). Lempeng-lempeng tersebut bergerak karena adanya perbedaan tinggi antara zona pemekaran lantai samudra dan palung (hasil dari tumbukan antara lempeng benua dan lempeng samudra), dan arus konveksi pada lapisan mantel magma. Efek dari pergerakan tersebut pada wilayah-wilayah atau zona-zona batas lempeng menjadi pusat akumulasi energi regangan (strain) sehingga di wilayah-wilayah tersebut banyak terjadi gempa. Proses kejadian Gempa tektonik berhubungan dengan aktivitas gaya-gaya tektonik yang sedang berlangsung dalam proses pembentukan gunung, kejadian patahan batuan, dan tarikan serta tekanan dari pergerakan lempeng batuan penyusun kerak bumi. Gaya-gaya di dalam bumi menciptakan suatu tegangan (stres). Stres ini menyebabkan terjadinya strain. Kemudian, strain inilah yang mengakibatkan deformasi batuan dan kerak bumi. Saat gaya yang diberikan pada suatu benda maka benda tersebut menjadi dalam keadaan stres. Begitu juga yang terjadi dengan aksi lempeng bumi. Saat lempeng tersebut bergerak dengan gaya-gaya yang dimilikinya, lempeng tersebut memberikan gaya pada lempeng lain. Saat gayanya cukup besar, kerak/lempeng tersebut patah atau bergeser. Saat patahan/retakan terjadi, stres muncul sebagai energi yang bergerak melalui bumi dalam bentuk gelombang. Tentunya setelah stres dikenakan maka kerak bumi mengalami deformasi dan saat itu strain muncul. Perlu diketahui bahwa pada zona patahan aktif, energi dari strain terakumulasi selama puluhan bahkan ratusan tahun akibat adanya pergerakan relatif di antara kedua blok (kiri kanan) pada zona patahan tersebut. Akumulasi strain ini kemudian dilepas sekaligus dalam suatu entakan keras. Kejadian inilah yang mengakibatkan gempa.*
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Purwodadi, Jawa Tengah. Masyarakat sekitar menyebut fenomena di Kuwu tersebut dengan istilah Bledug Kuwu Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik. Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin bertukar menjadi separuh aktif, menjadi padam, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu menjadi padam dalam waktu 610 tahun sebelum bertukar menjadi aktif semula. Oleh itu, sukar untuk menentukan keadaan sebenarnya sesuatu gunung berapi itu, apakah sesebuah gunung berapi itu berada dalam keadaan padam atau telah mati. Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kemusnahan oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:
Dalam kurun H-7 hingga H+3 Lebaran, tercatat 471 pemudik tewas karena kecelakaan lalu lintas. Penyebab kecelakaan ka- rena pengendara kelelahan.
Meski dulu Stalin pernah dikutip mengatakan, ”Satu kematian adalah tragedi, tetapi sejuta kematian adalah statistik”, kita tetap melihat jatuhnya korban di seputar mudik Lebaran sebagai tragedi. Bagaimana tidak? Mereka berangkat disertai harapan untuk melihat kembali kampung halaman dan bertemu sanak saudara dan handai tolan dalam sukacita. Tetapi, mengapa yang ditemui akhirnya justru kematian? Jadi, alih-alih sukacita, keluarga justru pada hari Lebaran sibuk mengurus pemakaman.
Kita juga mendengar, sebagian korban adalah pengendara motor. Ini juga menguatkan kekhawatiran sebelumnya bahwa motor sebetulnya bukan kendaraan ideal untuk perjalanan jarak jauh. Di arena lalu lintas umum, mengendarai motor praktis minim perlindungan.
Namun, kita tahu, dipicu mahalnya harga BBM dan ekonomi yang tak kunjung membaik, populasi motor meningkat sangat dramatis. Persoalan yang muncul sebenarnya bukan saja saat mudik Lebaran, tetapi juga dalam hari-hari biasa.
Adanya transportasi massal publik seperti kereta api yang mencukupi sebenarnya sangat ideal. Tetapi, dengan berbagai usaha yang telah dilakukan oleh PT Kereta Api, jumlah maupun kualitas layanan yang dapat disediakan masih belum sepenuhnya memenuhi harapan. Kondisi KA yang sering disebut kelas ekonomi penuh sesak dijejali penumpang hingga ke WC yang ala kadarnya pun.
Melihat kapasitas yang ada, tampaknya masih jauh untuk berharap KA sebagai sarana transportasi publik yang mencukupi dan bisa menyediakan sebagian gerbongnya untuk mengangkut motor pemudik agar pengemudi motor tak harus memadati jalan raya dengan risiko sangat besar.
Di luar motor, tercatat pula kecelakaan yang melibatkan kendaraan roda empat. Penyebabnya, selain kelelahan, juga masih perlu didalami lebih jauh. Kita juga paham, faktor penyebab kecelakaan di antaranya adalah infrastruktur jalan, kondisi kendaraan, dan kesiagaan pengemudi.
Sementara dari transportasi laut, Rabu lalu kita juga mendengar terjadinya musibah tenggelamnya perahu motor tempel akibat kelebihan muatan yang menewaskan 19 penumpangnya.
Kita melihat bahwa sebagian besar kecelakaan yang terjadi sesungguhnya bisa dihindari. Syaratnya tentu saja semua faktor bagi terselenggaranya lalu lintas yang aman dipenuhi.
Mudik yang datang sekali setiap tahun seharusnyalah menjadi tolok ukur kinerja kita di bidang penyelenggaraan layanan transportasi massal skala besar. Dengan segala tantangan yang kita hadapi, target kita seharusnya adalah jasa angkutan yang andal dan aman, dan itu artinya nircelaka.
1. Langkah-langkah pendisiplinan perlu dilakukan. Ketidakdisiplinan terjadi melalui proses erosi yang berlangsung lama, penanggulangannya pun perlu dilakukan secara sedikit demi sedikit. Itu berarti bahwa erosi disiplin perlu diatasi dengan proses sedimentasi disiplin. Melalui proses sedimentasi disiplin, sedikit demi sedikit nilai-nilai kedisiplinan diendapkan ke dalam masyarakat.
Kompas, 20 Oktober 1995
Kesimpulan bacaan di atas adalah…
a. pendisiplinan itu mustahil akan berhasil
b. ketidakdisiplinan menimbulkan erosi disiplin
c. erosi disiplin menimbulkan sedimentasi disiplin
d. nilai-nilai disiplin dapat diendapkan di masyarakat
e. pendisiplinan itu mutlak perlunya.
2. (1) Langkah-langkah pendisiplinan perlu dilakukan. (2) Ketidakdisiplinan terjadi melalui proses erosi yang berlangsung cukup lama. (3) Penanggulangannya pun perlu dilakukan secara sedikit demi sedikit. (4) Itu berarti bahwa erosi disiplin perlu diatasi dengan proses sedimentasi disiplin. (5) Melalui proses sedimentasi disiplin, sedikit demi sedikit nilai-nilai kedisiplinan diendapkan ke dalam masyarakat.
Kalimat utama pada paragraf di atas ditandai dengan nomor ....
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (5)
3. Dengan ini diumumkan bahwa sejak tanggal 11 Maret 2002 Kantor Kementerian PPKTI telah menempati Gedung Baru:
Menara Saidah Lantai 18
Jl. M.T. Haryono Kav. 29-30 Jakarta 12770
Telp. (021) 79186444 (hunting)
Fax. (021) 79186448
Isi pengumuman di atas adalah...
a. Kmenterian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia di Jakarta.
b. Lokasi Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia.
c. Alamat Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia.
d. Nomor telepon dan faks milik Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia.
e. Penempatan gedung baru Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia.
4. Meskipun pemerintah menerapkan kurs mengambang, nilai rupiah akan relative stabil karma kalau terjadi gejolak, pemerintah segera intervensi dengan melakukan operasi pasar.
Makna istilah bergaris bawah di atas secara berurutan adalah…
a. nilai tukar yang telah ditentukan, penambahan pasokan untuk menstabilkan harga
b. nilai tukar dengan harga tertentu, pengurangan pasokan untuk menaikkan harga
c. harga yang sama antara jual dan beli, penambahan pasokan untuk menstabilkan harga
d. nilai tukar yang mengikuti harga pasar, penambahan pasokan untuk menstabilkan harga
e. harga yang berbeda antara jual dan beli, upaya menstabilkan harga atau nilai tukar
5. Meskipun pemerintah menerapkan kurs mengambang, nilai rupiah akan relative stabil karma kalau terjadi gejolak, pemerintah segera intervensi dengan melakukan operasi pasar.
Makna istilah bergaris bawah di atas secara berurutan adalah…
a. nilai tukar yang telah ditentukan, penambahan pasokan untuk menstabilkan harga
b. nilai tukar dengan harga tertentu, pengurangan pasokan untuk menaikkan harga
c. harga yang sama antara jual dan beli, penambahan pasokan untuk menstabilkan harga
d. nilai tukar yang mengikuti harga pasar, penambahan pasokan untuk menstabilkan harga
e. harga yang berbeda antara jual dan beli, upaya menstabilkan harga atau nilai tukar
6. Aku tidak menyangka kalau akan jadi juara lomba ngarang lagu anak-anak. Hanya iseng saja aku coba nulis syair. Lalu coba aku alunkan dalam nada, dan aku tuliskan notnya dalam sehelai kertas. Lalu aku masukkan ke dalam amplop, dan aku kirimkan kepada panitia lomba.
Kata-kata berikut menandai ragam tidak baku dari kutipan di atas, kecuali…
a. aku, jadi
b. ngarang, iseng
c. coba, nulis
d. alunkan, tuliskan
e. masukkan, kirimkan
7. Waktu kampanye banyak janji, tetapi kalau sudah berhasil lupa akan janji-janjinya. Begitulah dunia politik dari dulu sampai sekarang sama saja.
Ungkapan yang tepat untuk menggantikan kata-kata bergaris bawah dalam kalimat di atas adalah…
Banjir di wilayah Bandung Selatan terutama di Kecamatan Baleendah dan Dayeuhkolot masih belum ada tanda-tanda akan segera surut. Senin (8/2), banjir tersebut masih merendam sekitar 3.670 rumah penduduk dan sekitar 790 kepala keluarga yang terdiri dari 2.000 jiwa lebih masih bertahan di tempat pengungsian.
Warga korban banjir di Kecamatan Dayeuhkolot dan Baleendah, di hari ke 13 banjir, Senin (8/2), mulai terkena berbagai penyakit. Penyakit yang mulai hinggap pada warga korban banjir yang berada di pengungsian ini antara lain diare dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Sebagian besar menyerang warga korban banjir berusia muda dan balita.
Selama dua hari terakhir ini penyakit diare diderita oleh sedikitnya 300 warga korban banjir. Menurut petugas kesehatan di Posko Kesehatan pengungsian Baleendah Ny Evie Rufaedah, diare akut yang diderita oleh warga korban banjir akibat kekurangan air bersih konsumsi. Maka itu pihak Satlak Kesehatan, sejak Senin pagi kemarin, mulai menabur kaporit di sumur-sumur milik warga Baleendah. "Sumur gali masih menjadi sumber utama air bersih warga di sini," papar Evie Rufaedah.
Banjir hebat di dua kecamatan ini, menurut Bupati Bandung H Obar Sobarna, sebagai akibat dari ketidakmampuan Sungai Citarum dalam menampung debit air ketika curah hujan yang turun sangat tinggi. Karena itu, antisipasinya dengan melakukan normalisasi aliran sungai.
Namun demikian menurut dia, untuk kepentingan itu diperlukan biaya paling sedikit Rp 300 miliar. Bupati Obar Sobarna, menyebutkan angka Rp 300 miliar tersebut muncul dalam pertemuan pihak Pemerintah Kabupaten Bandung, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Dirjen Pengairan Departemen Pekerjaan Umum belum lama ini.
Disebutkan Grand Design normalisasi Citarum berikut anak sungainya itu sebagai upaya yang akan dilakukan pemerintah pusat, Provinsi Jabar dan Kabupaten Bandung mengatasi banjir di Kabupaten Bandung. "Ini merupakan grand design yang akan dilakukan oleh pemerintah pusat yang pembicaraannya telah kami lakukan bersama beberapa Waktu lalu,
BANDUNG (Pos Kota) – Amukan banjir yang melanda di kampung Cieunteung, Baleendah Kabupaten Bandung masih belum mereda. Sudah hampir sepekan ribuan rumah warga terendam banjir hingga, Minggu warga punmasih berjubel di beberapa tempat pengungsian yang ada di wilayah tersebut.
Di kabarkan, buntut banjir setinggi 2 meter itu pun merobohkan enam rumah.
Berdasar catatan di kantor Kecamatan Baleendah enam rumah yang ronoh Minggu akibat tak tahan terendam air. Rumah itu ambruk akibat lapuknya kayu-kayu setelah direndam banjir hampir sepekan.
“Tak ada korban jiwa karena saat rumah yang ambruk kosong dan sudah ditinggal mengungsi oleh pemilik,” kata Dadang, 45, pegawai kantor kecamatan.
Dia menjelaskan, rumah yang mabruk itu terjadi dalam kurun waktu dua hari. Dua rumah ambruk pada Jumnat malam, kemudian sisanya menyusul Sabtu malam. Hingga Minggu sore, kata Dadang, tak ada lagi laporan menganai ambruknya rumah. ” Yang jelas ribuan rumah masih terendam setinggi 2 meter,” katanya.
Untuk menyelamatkan warga, pihak Pemda Kabupaten Sumedang sudah memerintahkan warga supaya mengungsi hingga waktu yang belum ditentukan. Ribuan pengungsi kini di tampung, di mesjid, kantor kelurahan, kecamatan, dan gedung serba guna milik PDI-P Kecamatan Baleendah.
Di sisi lain dadang pun menyoroti, kondisi perekonomian di baleendah kini mengalami kelumpuhan. Ribuan warga sama sekali tak bisa beraktifitas lantaran rendaman air masih tinggi. Akibatnya, kebutuhan makanan dan minuman praktis morat-marit. ” Sudah semingngu warga berdiam di pengungsian. Semua aktifitas warga lumpuh,”.
Berdasar pemantauan, lanjutnya, air banjir kini masih tetap menduduki semua wilayah di Kampung Cieunteung. Kabupaten Bandung. Dia belum bisa memperediksi kapan banjir itu surut, pasalnya hujan deras setiap hari masih terus turun di Bandung.(dono/dms)
CARA-CARA MENGATASI BANJIR
Pelbagai cara dijalankan, antaranya:
Menyediakan Sistem Perparitan
Parit-parit yang telah cetek akibat daripada bahan-bahan kumuhan hendaklah sentiasa dibersihkan. Dengan ini air limpahan dan hujan dapat dialirkan dengan baik.
Projek Pendalaman Sungai
Kebanyakan kejadian banjir berlaku kerana kecetekan sungai. Jika dahulu sungai mampu mengalirkan sejumlah air yang banyak dalam sesuatu masa, kini pengaliran telah berkurangan. Ini disebabkan proses pemendapan dan pembuangan bahan-bahan buangan.
Langkah untuk menangani masalah ini ialah dengan menjalankan proses pendalaman sungai dengan mengorek semua lumpur dan kekotoran yang terdapat di sungai. Apabila proses ini dilakukan, sungai bukan sahaja menjadi dalam tetapi mampu mengalirkan jumlah air hujan dengan banyak.
Memelihara Hutan
Kegiatan pembalakan di mana penerokaan di kawasan pinggir sungai digemari menyebabkan tanah terhakis dan runtuh ke sungai. Keadaan yang sama juga berlaku apabila aktiviti pembalakan yang giat dilakukan di lereng-lereng bukit.
Oleh itu pemeliharaan hutan merupakan cara yang baik untuk mengatasi masalah banjir. Hutan boleh dijadikan kawasan tadahan yang mampu menyerap air hujan daripada mengalir terus ke bumi.
Hutan boleh berfungsi sebagai bunga karang (sponge) dengan menyerap air hujan dan mengalir dengan perlahan-lahan ke anak-anak sungai. Ia juga bertindak sebagai penapis dalam menentukan kebersihan dan kejernihan air. Hutan mampu menyerap air hujan pada kadar 20%. Kemudian air hujan ini dibebaskan kembali ke atmosfera melalui sejatan pemeluwapan. Hanya dengan ini sahaja pengurangan air hujan dapat dilakukan.
Mengawal Aktiviti Manusia
Banjir kilat yang berlaku terutamanya di bandar disebabkan pembuangan samapah dan sisa industri ke sungai dan parit. Bagi menangani masalah ini, kesedaran kepada masyarakat perlu didedahkan supaya aktiviti negatif ini tidak terus dilakukan seperti mengadakan kempen mencintai sungai dan sebagainya.
Badan-badan tertentu juga harus bertanggungjawab menentukan sungai sentiasa bersih dan tidak dijadikan tempat pembuangan sampah.
Kejadian banjir merupakan malapetaka yang tidak dapat dielakkan terutamanya apabila membabitkan hujan lebat. Bagaimanapun usaha seharusnya dibuat untuk mengurangkan akibat banjir. Manusia juga harus sentiasa berwaspada dengan kejadian ini.
LinkPDF
Perlu Dibuat Kanal untuk Atasi Banjir
Pikiran Rakyat - 01 Mei 2007
SOREANG, (PR). Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Prov. Jabar mengusulkan pembuatan kanal (terowongan) sebagai solusi penanganan banjir di Bandung selatan. Kanal sepanjang 4-5 km itu akan menghubungkan Sungai Citarum di wilayah Dayeuhkolot dan Curug Jompong.
Usulan pembuatan kanal itu diharapkan menjadi jalan tengah dari berkembangnya polemik yang terjadi di tengah masyarakat dengan rencana pemapasan Curug Jompong. Kajian teknis juga menyebutkan bahwa wilayah Dayeuhkolot dan sekitarnya tak dapat terlepas dari banjir meskipun upaya normalisasi Sungai Citarum telah rampung karena berada dalam sebuah cekungan yang sangat rendah.
Kasubdin Konservasi Dinas PSDA Prov. Jabar, Lili Moch. Djadjuli mengemukakan usulan pembuatan kanal itu dalam Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Alam di Bale Sawala Kompleks Pemkab Bandung di Soreang, Senin (30/4).
Diakui Lili, pemapasan Curug Jompong akan menimbulkan berbagai macam risiko, di antaranya terjadi degradasi sungai di wilayah hulu, sedimentasi besar-besaran di wilayah hilir, pendangkalan waduk, penurunan potensi air sumur dangkal, rusaknya struktur infrastruktur dan gedung, hingga mudah terjadinya kelongsoran tebing.
Pembuatan kanal pengendali banjir nanti diharapkan akan dapat mengatur debit air yang mengalir di Sungai Citarum hingga tak terjadi banjir di Bandung selatan.
Secara teknis, Lili menjelaskan, usulan pembuatan kanal itu. Kanal dibangun di dalam tanah dan melintasi wilayah selatan aliran Sungai Citarum dari Dayeuhkolot hingga Curug Jompong. Kemiringan kanal akan didesain hingga terbentuk kecepatan air yang tinggi dan sangat memungkinkan untuk mengalirkan debit banjir. "Kanal pengendali banjir Sungai Citarum dilengkapi dengan bangunan pengendali dan bangunan outlet," kata Lili.
Menurut dia, kanal ini juga dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik yang menggunakan sistem run off river atau mengandalkan aliran sungai. Kanal itu juga tak akan mengubah struktur sungai lama sehingga kerugian-kerugian yang dikhawatirkan semua pihak dapat dikendalikan.
Berkaitan dengan biaya pembuatan kanal ini, Lili tak menjawab dengan pasti karena perlu dilakukan studi khusus. Namun demikian, ia menyebut kisaran angka Rp 300 miliar - Rp 500 miliar.
Tak akan bebas
Sementara itu, Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Sukotjo, membenarkan bahwa wilayah Dayeuhkolot dan sekitarnya tak akan lepas dari genangan banjir walaupun projek normalisasi Sungai Citarum selesai.
"Pemerintah telah berusaha untuk membantu untuk menormalisasi Sungai Citarum, tapi bukan menuntaskan banjir! Biasanya orang salah paham," ucap Sukotjo.
Menurut dia, normalisasi yang dilakukan sekarang hanya akan membantu mengalirkan curah hujan dengan cepat. Kalau saja curah hujan terlalu besar maka Sungai Citarum tak mampu menampung dan banjir tak dapat dihindari.
Sebagai gambaran, kondisi normal Citarum memiliki elevasi 658 m dpl (di atas permukaan laut). Namun, pada saat banjir beberapa hari lalu mencapai elevasi 659,8 m dpl. Tingginya intensitas curah hujan adalah penyebab utama banjir tersebut.
Projek normalisasi Sungai Citarum yang dilakukan BBWS Citarum, kata Sukotjo, saat ini telah mencapai 40%. Rencananya, projek yang memakan biaya hingga Rp 50 miliar itu dirampungkan akhir Desember tahun ini. Upaya normalisasi yang dilakukan berupa pengerukan dasar sungai sedalam 1 m dan pengembalian lebar sungai seperti semula dari Dayeuhkolot hingga Nanjung (Kec. Margaasih Kab. Bandung) sejauh 20 km.
Dalam rapat koordinasi yang dilakukan kemarin, Bupati Bandung menginventarisasi kejadian banjir di wilayahnya atas dasar laporan seluruh bawahannya. Hasilnya, terdapat sejumlah kecamatan yang tergenang banjir selama akhir minggu lalu yakni Kec. Katapang, Banjaran, Majalaya, Ibun, Dayeuhkolot, Baleendah, Bojongsoang, Rancaekek, dan Cikancung. Hingga kemarin, banjir di sebagian besar wilayah itu telah surut dan warga telah kembali ke rumahnya.
Bupati Bandung Obar Sobarna mewajibkan setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan camat di seluruh wilayah Kab. Bandung untuk selalu siaga saat ini. Ia bahkan meminta agar semua kepala SKPD dan camat mengumumkan nomor telefonnya dalam rapat tersebut. Tujuannya, agar koordinasi dapat dilakukan dengan mudah.
Belum prioritas
Sementara itu, Wakil Gubernur Jabar Nu'man Abdul Hakim mengatakan, Pemprov Jawa Barat belum memprioritaskan penanganan banjir tahunan di kawasan Bandung selatan pada APBD Jabar.
"Hal itu disebabkan, penanganan banjir di wilayah tersebut memerlukan dana besar dan program terpadu multipihak, baik pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten," katanya, saat membuka Musyawarah dan Rapat Kerja Badan Ru'yat Jabar di Kanwil Depag Jabar di Bandung, Senin (30/4).
Nu'man mengutip pernyataan Meneg Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta bahwa penanganan banjir di kawasan Bandung selatan membutuhkan biaya sekitar Rp 28 triliun. "Biaya itu terutama diarahkan untuk normalisasi Sungai Citarum," ungkapnya.
Dikatakan, setidaknya harus ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk melakukan normalisasi Citarum. Pertama, pengerukan sepanjang aliran sungai. Kedua, menata bantaran sungai dan merelokasi bangunan dan warga, serta ketiga pemangkasan Curug Cijompong.
Saat ini, kata Nu'man Abdul Hakim, yang menjadi prioritas Pemprov Jabar adalah penyelesaian pembangunan Waduk Jatigede di kawasan Sumedang, Jabar. Penyelesaian pembangunan Waduk Jatigede ini untuk mengantisipasi musibah banjir tahunan di kawasan Cirebon dan Indramayu.
Di sisi lain, Kepala Badan Pengendali Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jabar Agus Rachmat mengatakan, untuk mengantisipasi banjir yang selalu terjadi di daerah Bandung selatan, pemerintah harus melakukan dua cara yakni pemangkasan Curug Jompong atau membuat terowongan (ground tunnel). (A-124/A-64)
Makin Meluas, Banjir di Bandung Selatan
Sabtu, 6 Februari 2010 | 10:03 WIB
KOMPAS/RINI KUSTIASIH
Sejumlah warga Desa Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengungsi dengan perahu dari rumah mereka yang terendam banjir akibat luapan Sungai Citarum sejak Sabtu hingga Minggu (31/1). Ketinggian air bah mencapai lebih dari 2 meter hingga menutupi genteng rumah warga.
BANDUNG, KOMPAS.com - Banjir luapan Sungai Citarum di kawasan Baleendah dan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, bagian selatan semakin menghebat dengan areal genangan yang kian meluas, Sabtu (6/2/2010).
Pemantauan menunjukkan, banjir akibat curah hujan yang tinggi di kawasan hulu Citarum itu telah mengakibatkan terputusnya sejumlah jalan raya di kawasan Baleendah dan Dayeuhkolot.
Salah satunya ruas Jalan Raya Banjaran-Dayeuhkolot terputus di sekitar jembatan Dayeuhkolot. Kemudian Jalan Raya Balendah-Rancamanyar dan Jalan Raya Cieunteung.
Akibatnya, arus lalu lintas di jalur itu terputus. Khusus untuk jalur utama Banjaran/ Ciparay-Dayeuhkolot-Kota Bandung terpaksa diarahkan melalui Jalan Baleendah-Bojongsoang yang berjarak sekitar 1 kilometer dari kota Kecamatan Dayeuhkolot. "Banjir sudah berlangsung seminggu ini, tetapi hari ini lebih besar dari hari-hari sebelumnya," kata Ogi (35), warga Kampung Andir, Baleendah.
Sedikitnya 6.000 rumah penduduk dan fasilitas umum di Baleendah dan Dayeuhkolot terendam. Sebuah SPBU di persimpangan Baleendah dan Dayeuhkolot juga terendam banjir setinggi 50 sentimeter.
Banjir juga merendam ratusan rumah dan kolam di Desa Cipagalo, Kecamatan Bojongsoang. Genangan yang melanda kampung mereka merupakan yang pertama kali pada musim hujan, awal tahun ini.
Lalu lintas di jalur Banjaran-Dayeuhkolot-Bandung praktis terputus. Kemacetan terjadi di jalur Baleendah-Bojongsoang, satu-satunya jalur yang bisa diakses untuk menuju Kota Bandung.
Sebagian besar warga yang tergenang banjir di Baleendah dan Dayeuhkolot mengungsi ke gedung serba guna dan kantor kecamatan.
Sebagian warga masih bertahan karena berharap genangan banjir menyusut hari ini. Sementara itu, SD Mekarsari di Kampung Cieunteung sudah lebih seminggu tergenang banjir sehingga proses belajar-mengajar dipindahkan ke Gedung Serbaguna di Baleendah. "Bila hujan deras terus mengguyur kawasan hulu Citarum, Baleendah di ambang banjir besar," kata Gunawan, salah seorang relawan Tagana di Baleendah.
Sementara itu, tenda pengungsian sudah terlihat di sana, termasuk dapur umum untuk membantu korban banjir. Aktivitas warga menggunakan perahu karet dan perahu kecil karena genangan di rumah penduduk hingga 2 meter. "Di wilayah Andir genangan mencapai 1,5 meter," kata Dada, warga Andir.
WEB DESIGNER, FREELANCE WEB DESIGNER, XHTML + CSS, GRAPHIC DESIGNER, MULTIMEDIA DESIGNER, BANDUNG, INDONESIA
Udah hampir seminggu belakangan ini, di Bandung selalu hujan deras. Terkadang disertai petir dan Angin. Berbagai kekhawatiran muncul, apalagi kalau ujan gede, sebagian jalan yang gw lewati pasti banjir. Gw jadi serba khawatir, takut aja sama keluarga en orang-orang terdekat tiba-tiba terjadi musibah.
Musibah siapa tau kapan akan menimpa. Siapa tau, gw sendiri yang bakal ngalamin, ketika di jalan, ketika lagi di depan komputer, ketika tidur… Kayak khutbah Jumat tadi “Bila kita menggantungkan sesuatu kepada hidup kita, maka kita telah menggantungkan hal tersebut kepada sesuatu yang tidak pasti dan di luar kehendak kita”. Dunia memang serba tidak pasti, saat ini kita hidup, besok atau mungkin nanti malam kita bisa mati. Hari ini kita kaya raya, besok mungkin kita jatuh melarat.
Bandung Selatan Derita Banjir Terparah
Selasa, 8 April 2008 12:11 WIB | Warta Bumi | | Dibaca 726 kali
Bandung (ANTARA News) - Lima hari menjelang Pilkada Jawa Barat 2008, 13 April 2008 mendatang, kawasan Bandung Selatan, Selasa, kembali dilanda banjir besar yang mengakibatkan ribuan rumah penduduk di kawasan itu terendam.
Banjir luapan Sungai Citarum itu terjadi di Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Majalaya dan Rancaekek Kabupaten Bandung. Genangan banjir terjadi sejak pukul 21.00 WIB (Senin) akibat hujan deras dalam dua hari terakhir di kawasan hulu Sungai Citarum.
Banjir di Kecamatan Baleendah merendam sedikitnya 2.025 rumah penduduk yang dihuni 5.722 jiwa di Kelurahan Andir dan Baleendah.
"Dibandingkan dengan banjir sebelumnya, banjir kali ini lebih besar lagi," kata Camat Baleendah, Terry Rusinda.
Selain merendam rumah penduduk, banjir juga merendam empat sekolah dan empat mesjid. Dua lajur Jalan Raya yakni Baleendah - Katapang dan Jalan Mekarsari juga tergenang banjir setinggi 80 centimeter.
Akibatnya arus lalu litas sempat terputus, warga yang hendak pergi bekerja terpaksa berjalan kaki menerobos genangan banjir.
Luapan Sungai Citarum juga meluber hingga pertigaan Jalan Raya Bandung - Dayeuhkolot - Banjaran sehingga arus lalu lintas diarahkan ke jalur by pass Jalan Terusan Buah Batu (Cipagalo) Kecamatan Bojongsoang.
Karena di beberapa titik ketinggian air setinggi 120 centimeter, maka sebagian warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dan di pinggir Jalan Raya Bandung - Banjaran.
Selain itu penduduk juga menempati bebeara mesjid, musola dan juga di Sekretariat PDIP Kabupaten Bandung.
"Kami sudah mengontak PMI untuk membangun dapur umum untuk antisipasi genangan berlangsung lama," kata Camat Baleendah.(*)